Imunoterapi Autoimmune

Pengobatan
- Diabetes Melitus
- Peremajaan
- Autoimmune Immunotherapy
- Sel NK (Natural Killer)
- Immuniterapi untuk Cancer
- Osteoartritis
- Tissue Enggineering untuk Gigi
- Disfungsi Ereksi
- Penguatan Vagina
- Sel Progenitor untuk Pembuluh Darah
- Sel Progenitor Syaraf
- Regenerasi Organ
- Tissue Engineering untuk Luka Kulit dan Luka Bakar
- Peningkatan Kualitas Produksi Hormon
- Persiapan dan Pasca Transplan Organ
- Produksi Metabolit
- Regenerasi Kulit
- Sirosis Hepatis
Stem Cell untuk Imunoterapi Autoimmune
Penyakit autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh pasien menghasilkan respons seluler dan antibodi terhadap zat dan jaringan yang biasanya ada dalam tubuh. Ini mungkin terbatas pada satu organ atau melibatkan jaringan tertentu di tempat yang berbeda. Sebagai hasil dari respon imun ini, kerusakan pada organ yang berbeda terjadi. Contoh penyakit autoimun yang telah merespon terapi sel induk baik pada hewan atau manusia adalah rheumatoid arthritis, multiple sclerosis, dan lupus. Saat ini, kondisi autoimun diobati dengan agen penekan kekebalan seperti steroids, methotrexate, cyclosporine, gold, dan infliximab yang lebih baru. Meskipun mendorong perbaikan sementara, pendekatan ini memiliki kemungkinan efek samping jangka panjang, serta kebutuhan untuk perawatan seumur hidup.
Terapi sel induk telah terbukti untuk menginduksi aktivitas penyembuhan mendalam dalam uji coba dengan berbagai bentuk gangguan autoimun. Selain menyembuhkan jaringan yang rusak, sel punca memiliki kemampuan unik untuk memodulasi sistem kekebalan tubuh sehingga mematikan respons patologis dan secara bersamaan mempertahankan kemampuannya untuk melawan penyakit. Sel punca dan khususnya, sel punca meshencymal menjadi rumah bagi jaringan yang meradang dan mulai memproduksi zat antiinflamasi. Mediator ini bertindak secara lokal dan tidak menekan respons imun dari seluruh tubuh pasien. Selain itu, sel punca meshencymal menginduksi produksi sel pengatur T, sejenis sel imun yang fungsinya melindungi tubuh terhadap serangan diri secara imunologis.