Terapi alternatif dalam penatalaksanaan diabetes melitus (DM) mencakup penggunaan sel punca. Sel punca yang berasal dari sumsum tulang dan sel pankreas dari donor alogenik digunakan dalam model hewan coba ini untuk memulihkan kontrol glukosa. DM diinduksi pada tikus Wistar dengan 50 mg/kg aloksan. Tikus DM dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan, Kelompok 1 ditransplantasi dengan sel punca mesenkimal (MSC) yang berasal dari sumsum tulang autologus melalui injeksi intraperitoneal. Kelompok 2 diberikan sel pankreas alogenik secara intraperitoneal. Kelompok 3 diberikan insulin secara subkutan, dan Kelompok 4 berfungsi sebagai kontrol (tanpa perlakuan). Dosisnya adalah 200.000 sel/tikus. Hasil pasca terapi pada kelompok 1 menunjukkan penurunan kadar gula darah yang signifikan, peningkatan kadar insulin, dan peningkatan kadar peptida C. Pada kelompok 2, terdapat perubahan yang lebih nyata, perbaikan kontrol glukosa dibandingkan dengan kelompok 1. Pada kelompok yang hanya menerima insulin, kadar gula darah menurun tetapi tidak sebanyak dibandingkan dengan kelompok yang menerima MSC atau sel pankreas (p = 0,002). Pada model tikus Wistar DM, pemberian sel pankreas secara intraperitoneal menghasilkan pemulihan kontrol glukosa yang lebih baik daripada pemberian MSC yang berasal dari sumsum tulang secara intraperitoneal, yang pada gilirannya lebih baik daripada hanya insulin.

Penulis : Purwati Armand, Fedik. A. R, Sony Wibisono, Anas. P, Eric. H , Helen. S , Deya. K